Wednesday, July 20, 2011

Ku Kembalikan Sampahmu Padamu

Ketenangan di salah satu blok di sektor perumahan itu mendadak terganggu, saat salah seorang pemilik rumah yang sudah sekian tahun nggak tinggal di rumah itu, tiba-tiba aja merenovasi rumahnya yang hampir ambruk. Sebenernya nggak masalah sih kalau ada pemilik rumah yang ingin merenovasi rumahnya. Yang jadi masalah adalah karena kegiatan merenovasi itu tanpa permisi-permisi dulu pada tetangga kanan-kiri, depan-belakang.

Yang paling menderita sih penghuni rumah yang rumahnya persis di depan rumah yang lagi renovasi. Why? karena si tetangga yang lagi merenovasi itu, dengan seenak udelnya membuang sampah puing-puing bangunannya di jalan, tempat keluar masuk si penghuni rumah depan. Jadilah si penghuni depan susah memasukkan dan mengeluarkan mobilnya, karena sampah puing yang segunung itu sudah memakan 1/2 badan jalan. Tambahan lagi setiap hari banyak anak-anak kecil yang main di jalan itu. Kebayang nggak kalo ada anak yang main di sekitar situ dan kakinya menginjak paku berkarat?

Lama-lama si penghuni rumah depan ini kesel juga. Terlebih karena ini adalah kejadian ketiga kalinya si tetangga mencari gara-gara dengannya. Akhirnya di suatu pagi, saat mobilnya nggak bisa keluar karena ada sampah puing segunung, dia pun menemui mandor tukang di rumah itu. dengan baik-baik, si penghuni rumah depan minta supaya sampah puing di jalan depan rumahnya dibuang. Mau tahu apa jawaban si mandor? "Wah itu sih bukan urusan saya bu". Lalu si mandor balik kerja lagi dengan acuh tak acuh.

Oalah, si penghuni rumah depan bener-bener kesel mendengarnya. Sementara si pemilik rumah yang lagi direnovasi itu juga nggak setiap hari datang. Tukang sampah pun nggak akan mau mengangkat sampah itu. Karena sudah ada kesepakatan tertulis bahwa sampah yang diangkut hanyalah sampah rumah tangga, bukan sampah puing.

Lantas bagaimana akhirnya? Saking kesalnya, si penghuni rumah depan pun langsung membayar tukang sampah untuk mengangkut sampah puing yang menutupi jalannya. Untuk dibuang ke tempat pembuangan kah? ternyata bukan sodara-sodara. sampah-sampah puing itu memang diangkut oleh tukang sampah. tapi ternyata untuk dibuang lagi ke halaman rumah yang sedang direnovasi. Koq bisa? Ya bisa lah. Kan pagarnya pendek. Jadi nggak susah deh ngebuang sampah puing melalui pintu pagarnya. Huahahahaha. Two thumbs up deh buat si penghuni rumah depan. :-))

No comments:

Post a Comment