Tuesday, June 30, 2009

"The world is mine" atau "Unleash yourself"?

Pagi itu, si Ibu Heboh (kita sebut saja begitu), dengan tergopoh-gopoh menghampiri tetangganya yang sedang menyapu teras.
"Mbak...mbak..." panggil si ibu Heboh dengan gaya khasnya.
Si tetangga pun menoleh dan menghentikan kegiatan persapuannya.
"Kenapa mbak?" tanya si tetangga.
"Mobil yang cocok buat keluarga kayak saya, kira-kira mobil apa ya mbak? Saya pingin ganti mobil nih. Mobil yang itu mau dijual." katanya sambil menunjuk ke arah mobilnya yang dengan manisnya nongkrong di carport.

Si tetangga tersenyum-senyum sendiri.
"Hmm, mungkin mobil MPV cocok buat keluarga mbak" jawab si tetangga yang berharap si Ibu Heboh cepat berlalu.
"Mobil MPV? Apa tuh? Saya maunya itu lho mbak, mobil yang iklannya itu ada orang ngebut di jalanan macet, terus dia ngebut di bahu jalan. Terus yang akhirnya dia nangkring di atas kap mobilnya di dekat kapal, kalo nggak salah" jawabnya mencoba menerangkan.
"O ya itu bagus. Cukuplah buat mbak sekeluarga" jawab si tetangga ogah-ogahan.

Si Ibu Heboh mendekat, meminta perhatian lebih.
"Iya, saya sih pinginnya mobil itu aja. Nggak terlalu mahal. Tapi suami saya itu lho mbak, maunya mobil yang mottonya kalo saya nggak salah, the world is mine gitu. Gila ya, itu mobil kan mahal banget".
Si tetangga makin malas mendengarnya. Berharap dia punya mantra buat menghilangkan tetangganya yang satu ini.

"Kalau ada uangnya kan nggak masalah mbak" jawab si tetangga lalu melanjutkan menyapu.
"Iya sih, ya sudah. Saya mau belanja sayuran dulu. Mau masak tom yam nih buat anak-anak" ujarnya sambil berlalu.

Berita bahwa si Ibu heboh akan mengganti mobil lamanya dan membeli mobil baru, segera santer ke seantero kompleks. Bukan karena si tetangga yang pertama diceritakan menceritakan lagi kepada tetangga lainnya lalu tetangga lainnya menceritakan kepada tetangganya. Tapi karena si Ibu Heboh selalu bercerita kepada semua orang yang ditemuinya. Di acara arisan, kerja bakti ataupun saat belanja sayuran. 

Semua harap-harap cemas. Semua menanti-nanti. Kira-kira mobil apakah yang akan dibeli si Ibu Heboh? Semua bertanya-tanya di dalam hati. "The world is mine" kah? Atau si "Unleash yourself"?

Akhirnya rasa penasaran hampir semua orang terjawab kira-kira sebulan setelahnya. Di pagi yang cerah, saat senyum merekah di bibir merah (halah, koq jadi ikut-ikutan Chrisye). Saat si tetangga membuka jendela rumahnya, tampaklah olehnya sebuah mobil baru milik si Ibu Heboh, di parkir di jalan persis di depan rumahnya. 

"The world is mine"? 
"Unleash yourself"?
Hohoho. Ternyata si "Bisa-bisa aja". Itu lho, yang jingle iklannya begini "Masih muat euy...masih muat".






Thursday, June 11, 2009

Suami/istri...eh rumput tetangga kelihatan lebih hijau

Siapa bilang sektor pergossipan cuma bagian dari departemennya ibu-ibu? Ternyaaaataaa...bapak-bapak juga suka bergossip lho. Mulai dari gossip-gossip politik yang berat-berat, sampai ngegossipin tetangga. Beneran? Bener!! Nggak percaya?

Suatu masa, sambil melepas lelah setelah bersih-bersih kerja bakti di lingkungan, para bapak-bapak itu duduk lesehan di lapangan. Awalnya sih ngebahas gossip-gossip politik. Tapi lama kelamaan, topik pun bergeser ke arah ngegossipin tetangga. Hmm...hmm...siapa ya yang jadi topik pembicaraan mereka?

Oooo, ternyata seorang bapak muda beranak 2, beristri satu. Ada apakah dengannya? Konon kabarnya niey, si bapak muda ini ada affair lho sama seorang ibu muda. Tetangga juga? Yup. Tetangga dekat? Jauh? Ternyata dekat...dekat banget.

Seberapa dekat? Hmm, ya segitu dekatnya sampai suara cicak jatuh dari dinding si bapak, bisa terdengar di dinding si ibu. Beneran? Bener!!

Kata siapa? Nah, usut punya usut, ternyata dah banyak tetangga-tetangga yang melihat si bapak muda dan si ibu muda selalu mesra tiap kali berboncengan motor. Lho koq?

Ooo, ternyata kantor mereka berdekatan. Jadi lah tiap hari, maksudnya pergi dan pulang ke dan dari kantor, mereka selalu barengan. Niat awalnya sih mulia. Kira-kira beginilah alasannya:
• Mengurangi kemacetan dan polusi. Daripada pake 2 kendaraan, kan mending 1 aja. Coba hitung, berapa banyak konsumsi energi yang bisa dihemat? Berapa banyak pembuangan karbon dioksida yang bisa dikurangi?  
• Hemat ongkos. Lumayan tho buat nambah-nambah uang jajan anak?
• Biar kenal lebih dekat sama tetangga. Tak kenal, maka tak sayang kan?

Tapi ndilalah, ternyata pepatah jawa yang bilang kalo "witing tresno jalaran soko kulino" masih berlaku lho. Terus...terus...gimana akhir ceritanya?

Dari bisik-bisik para bapak-bapak itu, konon kabarnya si bapak muda bercerai dari istrinya. Si ibu muda juga bercerai dari suaminya.

Terus...terus?

Terus si bapak muda dan si ibu muda akhirnya menikah. Happy? Hmm, nggak tau deh.


Maap bu...kalo HP saya lebih mahal

Jabatannya "Babysitter". Eh maap, "Senior Babysitter". Gajinya? Hmm...ya antara 800 - 1 jutaan lah. Tampang? Maniez. Kalo dibandingin sama majikan? Hmm, ya...beda-beda tipislah.

Tapi coba intip HP-nya. HP 200 ribuan? Hohoho, nggak level lah buat seorang dengan jabatan "Senior Babysitter". Di atas 500 ribu - bawah 1 juta? Bukaaan.
Berapa dong? 2 jutaan? Bukan juga! Tapi di atas 3 jutaan!! Itu lho, HP yang bisa GPRS, bisa MMS-an, bisa Wi-Fi segala. Bisa buat kirim-kirim dan terima email, bisa buat chatting juga. Canggihlah, pokoknya. 

Terus kalo HP majikannya? Hihihi. Walaupun statusnya majikan, ternyata HP-nya kalah canggih dibanding HP-nya si Senior Babysitter. 

Tapi btw bus way, kepake kah semua kecanggihan yang ada di HP canggih milik si Senior Babysitter? Hehehehe. Ya nggak lah! Temen-temennya sesama babysitter kan nggak ada yang punya email atau FB atau FS. Paling ya cuma buat nelpon, kirim dan terima sms, plus foto-foto.
Pokoknya fungsi standar sebuah HP lah. 

Jadi buat apa dong si Senior Babysitter punya HP secanggih itu? Ah, nggak pentinglah canggihnya. Yang penting kan harganya lebih mahal daripada HP Nyonya. Hihihi.
 

Kebetulan atau sengaja dikebetulan-kan? :P

Akhirnyaaa, rumah si tetangga selesai juga direnovasi. Jadi 2 lantai dengan model minimalis. Hmm, seleranya boleh juga. Dapat nilai A lah. Suka saya memandangnya.

Eh tapi, ada apa lagi nih? Koq tiba-tiba truk bahan bangunan bolak-balik lagi ke blok itu? Si tetangga mo ngerenovasi lagi kah? jadi 3 lantai? atau malah 4 lantai?

Hohoho. Ternyata sekarang tetangga sebelahnya yang mo renovasi. Terus tetangga yang di belakangnya juga. Terus tetangga yang di seberangnya juga. Jadi ada 3 rumah yang barengan mau renovasi? Hihihihi. Kebetulan kah? Ngacir aaaah. 



Wednesday, June 10, 2009

Ada yang pesan gas dan taksi?

Siang itu, hujan turun dengan deras. Petir sambung menyambung. Mendadak, terdengar suara klakson mobil berkali-kali. Seolah bermaksud mengalahkan suara hujan.

Satu tetangga mengintip dari balik kaca jendela rumahnya. Tampak olehnya sebuah taksi biru parkir di depan rumah kosong itu, yang letaknya persis di seberang rumahnya.

Si sopir taksi masih terus membunyikan klakson mobilnya. Penasaran, si tetangga lain juga mengintip dari balik kaca jendela.

Si sopir taksi membunyikan klakson mobilnya lagi. Lebih panjang. Mungkin ia mulai kesal. Tapi tetap nggak ada seorang pun yang keluar dari rumah itu. 

Akhirnya si tetangga yang didorong oleh insting kegossipannya, keluar dari rumahnya. Menerobos hujan yang semakin deras, menghampiri si sopir taksi yang masih terus membunyikan klaksonnya.

Si tetangga mengetuk-ngetuk kaca jendela taksi. Si sopir sedikit membuka kaca jendelanya.
"Pak, cari siapa?" tanyanya dengan suara agak dikeraskan, berusaha ngalahin suara hujan.
Si sopir taksi menunjukkan secarik kertas kecil bertuliskan nama, alamat dan nomor telpon rumah pengorder taksi.
"Ini bu, saya dapet orderan taksi dari Bapak X. Alamat sama nomor telpon rumahnya ini. Betul kan bu?"

Si tetangga membaca alamat dan nomor telepon yang tertera.
"Iya pak. Betul. Ini memang alamat dan nomor telpon rumah bapak X. Bapak yakin ini betul-betul orderan taksi dari bapak X?" si tetangga balik  bertanya.
"Yakin bu. Saya terima orderan ini dari pool. Kenapa emangnya bu? Alamat dan nomor telponnya betul kan?" jawab si sopir taksi.
"Betul sih pak. Tapi rumah ini sudah 2 tahun kosong. Orangnya pindah ke luar kota" jawab si tetangga.
"Jadi yang tadi nelpok ke pool siapa dong bu?" tanya si sopir taksi mulai ketakutan.

Belum sempat si tetangga menjawab, tiba-tiba sebuah motor sambil membawa tabung gas, berhenti di dekat mereka.
"Maaf bu, numpang tanya. Ini rumah bapak X kan? Tadi dia pesan gas. Katanya gasnya habis. Minta diantar sekarang juga. Jadi saya terpaksa hujan-hujanan kayak gini" kata si tukang gas dengan agak menggigil kedinginan.

Sopir taksi dan tetangga saling berpandang-pandangan, bingung.

"Bapak yakin pak X pesan gas?" tanya si tetangga tak bisa menutupi keheranannya.
Si tukang gas mengganggukkan kepalanya.
"Yakin bu. Saya sendiri yang nerima telponnya. Katanya disuruh antar ke sini sekarang juga".
"Gini pak, rumah ini sudah 2 tahun kosong. Sama sekali nggak ada orangnya" jawab si tetangga.
"Jadi yang tadi pesan gas sama saya, siapa bu?" tanya si tukang gas bingung.
Si tetangga menjawab, "Wah nggak tau pak. Ini juga sopir taksi bilang dia dapet orderan taksi dari bapak X."

Jadi, siapa ya yang pesan gas dan taksi dari rumah dan nomor telepon bapak X?

May I borrow your husband?

Si ibu itu, sebut saja Ibu Z, memang paling hobi teriak-teriak. Ngomong sama anak-anaknya, mesti teriak. Manggil tukang roti, juga teriak. Bahkan berbisik pun sambil teriak.

Pagi itu, di minggu yang cerah, dengan tergopoh-gopoh dia datang ke rumah tetangga dekatnya. Dari jarak +/- 3 m sebelum pintu pagar rumah tetangga, si ibu Z berteriak.

"Mbaaak, punya parutan keju nggaaaak? Aku pinjem dong" teriaknya.
Si tetangga yang sudah hafal kebiasaannya menjawab, "Ada mbak. Ambil aja di dapur".

Si Ibu Z pun masuk ke dapur. Dari dapur, si ibu Z teriak lagi.
"Mbaaaaaak, aku sekalian pinjem blendernya ya. Blenderku rusak" teriaknya lagi.
Si tetangga yang dipinjami menjawab lagi, "Pakai aja mbak".

Akhirnya si Ibu Z pun datang dari dapur dengan membawa parutan keju dan blender.
"Aku pinjam dulu ya" katanya.

Begitu sampai di luar pagar, si tetangga berteriak lagi.
"Eh ya, hampir lupa mbak. Aku pinjam suami mbak juga dong. Suamiku lagi lembur nih".

Si tetangga binggung.
"Pinjam suami? Suami saya?" tanya si tetangga dengan wajah bingung.
Masih dari luar pagar, si ibu Z menjawab lagi. Tetap dengan teriakannya.
"Iya, pinjam suami mbak. Sebentar aja. Buat tolong keluarin mobilku. Aku mau ngejemur cucian di carport. Aku kan nggak bisa nyetir."

Ooooo. 

 

Horny gara-gara bau kemenyan

Rumah itu memang sudah cukup lama kosong ditinggal penghuninya. Tapi malam itu, dari rumah kosong itu, tercium bau kemenyan. Pas kamis malam pula alias jum'at malam. Plus hujan deras. Plus gonggongan anjing yang terdengar nggak biasa. Konon katanya sih, kalo gonggongan anjing menyerupai suara serigala, itu tandanya si anjing melihat sesuatu. Katanya lho ya. Entah bener, entah nggak. Pokoknya bener-bener mencekam deh.

Lalu keesokan paginya, saat tukang sayur berteriak dengan lantang, seorang ibu muda (kompleks itu memang terdiri dari keluarga-keluarga muda) dengan wajah dan ekspresi yang sulit digambarkan dengan kata-kata (halah), bercerita pada ibu-ibu lain.

"Aduuh bu, semalam saya bener-bener nggak bisa tidur" katanya.
"Lho kenapa? Digangguin suaminya terus ya? Kan malam Jum'at" jawab seorang ibu menggoda.
Si ibu yang nggak bisa tidur langsung menggelengkan kepalanya.
"Nggak. Bukan. Suami saya lagi di luar kota. Tapi itu lho, rumah saya kan punggung-punggungan sama rumah kosong itu..." jawabnya menggantung sambil memilih-milih sayuran. Mungkin berharap ditanya lebih lanjut.
Hening. Tapi tiba-tiba ibu muda yang lain bersuara.
"Ini dagingnya koq cuma tulang melulu. Diskon dong bang."

Si ibu yang nggak bisa tidur mulai menunjukkan ekspresi frustasi karena merasa ceritanya nggak ditanggapi.
"Emangnya semalem ibu-ibu nggak mencium bau kemenyan ya dari rumah kosong itu?" tanyanya minta diperhatikan lagi.
Ibu-ibu saling berpandangan dan menggelengkan kepala.
"Bau kemenyan?" tanya para ibu serentak. Horee, si ibu yang nggak bisa tidur senang. Akhirnya ditanggapi juga ceritanya.

Wajahnya berubah semangat. Serentetan cerita siap meluncur dari bibirnya.
"Iya, bau kemenyan. Kecium banget baunya dari dapur saya. Bener lho bu. Aduuh, saya aja sampai horny. Mana saya lagi sendirian di rumah."

Ibu-ibu yang mendengar ceritanya bingung. Berharap mereka cuma salah mendengar. Horny?? Gara-gara bau kemenyan???  

 

Majikan galak, pembantu rela dibajak

Pagi itu, tepat di saat stasiun televisi swasta menyajikan gossip-gossip seleb terhangat, ibu-ibu di kompleks pun nggak mau kalah. Sambil memilih-milih sayur di tukang sayur dorong, gossip-gossip pagi mulai ditebar.

"Eh...eh...tau nggak?" Ibu Y memulai kalimat paling ampuh buat memancing insting bergossip ibu-ibu lain.
"Nggak. Apaan sih?" jawab ibu-ibu lain serentak sambil menatap ke si ibu tadi. Tuh kan, emang paling gampang deh mancing ibu-ibu buat bergossip.

Si ibu yang jadi pusat perhatian merasa senang. 
"Itu lho, pembantunya bu X yang rumahnya di pojok itu, ngilang lho." Jelas si ibu Y sambil asik menawar daging.
Ibu-ibu yang lain pandang-pandangan. "Ngilang? Maksudnya?"
"Kabur. Nggak bilang-bilang sama bu X. Saya sih tau, si pembantunya bu X itu pindah kerja ke sektor lain yang di dekat gerbang kompleks. Bu X juga sih salah. Masa' pembantunya nggak digaji-gaji. 3 bulan lho, sejak kerja di rumahnya. Terus, makan juga dibatasin. Ih, siapa yang mau kerja sama majikan kayak gitu. Ya nggak?". Kalimat terakhir si ibu Y langsung diamini oleh ibu-ibu yang lain.
"Terus, bu X gimana?" tanya seorang ibu.
"Lagi pusing tuh. Takut disalahin sama orang tua pembantunya" jawab si ibu Y.
"Lho, ibu nggak bilang ke bu X kalo pembantunya sebenernya pindah ke sektor tetangga?" tanya seorang ibu heran.
Dengan santainya, si ibu Y menjawab, "Ah, biar aja. Kan bukan urusan saya. Ya tho?"

Oalah...ternyata bajak membajak bukan cuma kejadian di kalangan profesional. Tapi juga udah merambah ke kalangan pembantu. Jadi kalo bapak-bapak atau ibu-ibu punya pembantu yang oke, disayang-sayanglah. Supaya nggak dibajak tetangga. Hehehehe


Tuesday, June 9, 2009

Daku pingsan gara-gara mobil barumu

Di sebuah perumahan yang biasa-biasa aja (maksudnya tanpa kolam renang, tanpa fasilitas super mewah, dan lain-lain), tepatnya di sebuah blok di perumahan itu, mendadak geger saat pagi itu salah seorang penghuninya, ibu muda, mendadak pingsan tanpa sebab.

Tanpa sebab? Hmm, apa iya? Masa' sih? 

Dibangunin, nggak bangun-bangun. Dikasih minyak kayu putih di bagian hidung, nggak bangun-bangun juga. Di goyang-goyang kaki dan badannya, teteup nggak bangun juga. Sementara tubuhnya udah dingin, kaku dan pucat, Wuih, tetangga-tetangga udah deg-deg an. Khawatir si ibu kenapa-kenapa. Sementara pagi itu para suami udah berangkat kerja.

Gawat...gawat! Dokter pun dipanggil. Tapi teuteup si ibu nggak bangun-bangun. Gantian Dokter yang panik. Walah, koq Dokter malah ikutan panik yak?

Setelah beberapa lama, akhirnya si ibu pun siuman. Menurutnya, dia sakit perut banget karena maag. Banget sebanget-bangetnya. Hmm, sakit maag ya? Apa iya?

Maag kan salah satu gejala stress ya? Kalo gitu, kira-kira karena apa ya si ibu ini koq bisa stress? Hohoho. Setelah direwind lagi ke belakang, ternyata si ibu ini pun dulu pernah mendadak pingsan kayak sekarang. Kejadiannya persis waktu tetangga di depan rumahnya beli mobil baru. 

Kejadian yang sekarang juga. Si tetangga depan rumahnya, baru aja beli mobil baru. Lebih bagus dari mobil yang si ibu punya. 

Jadi apa karena gara-gara mobil baru tetangga ya si ibu pingsan? Hmm...