Monday, July 13, 2009

Ini musikku, mana musikmu?

Siang yang panasnya begitu bling-bling, semakin bling-bling dengan hentakan musik dan nyanyian sekelompok manusia yang asik berkaraoke di rumah pojokan itu. Ada acara apakah gerangan? Pesta? Di siang bolong? 

Balita-balita di kanan kiri dan depan rumah tersebut, yang biasanya mereka tidur siang, mendadak rewel karena berisik. Tetangga-tetangga mulai geram. Mau menegur, koq ya sungkan. Nggak ditegur, koq ya nggak punya perasaan membiarkan tetangga kanan-kiri mengalami polusi suara sedemikian hebohnya di siang bolong itu.

2 jam berlalu. Babysitter dan pembantu rumah tangga masih tetap sibuk berusaha menenangkan bayi-bayi dan balita yang rewel. Saat adzan Ashar menggema, suara musik tak juga reda.

Mendadak suami dari salah seorang penghuni di blok itu, pulang dari kantor dan menemukan pembantunya di pinggir jalan sedang menggendong anaknya yang rewel. Sementara hentakan musik masih terus terdengar dan makin keras.

Si Lelaki itu pun bergegas masuk ke dalam rumahnya dengan wajah yang super duper merah menahan amarah. Tak lama berselang, ia keluar lagi ke teras rumahnya dan menaruh tape-nya di teras. Lalu dengan sengaja, diputarnya musik yang keluar dari tape-nya dengan sekeras-kerasnya. Pol-pol an lah pokoknya.

Selesai? Belum sodara-sodara! Si Lelaki tadi lalu mengeluarkan motornya dan segera mengajak si balitanya pergi. Meninggalkan tape-nya yang memekakkan telinga, bersahut-sahutan dengan musik dari rumah tetangganya. WOW!

Tinggallah para tetangga di kanan-kirinya menggeleng-gelengkan kepala mereka. 

No comments:

Post a Comment