Monday, July 13, 2009

Gembok itu

Saat kepala terangguk-angguk menahan kantuk di bis di tengah kemacetan Jakarta sore menjelang malam itu, tiba-tiba nada dering SMS masuk mengagetkan si ibu muda.
"mbak, tolong telpon saya, sekarang. penting!" pesan di SMS yang masuk tanpa diundang.

Si ibu muda, kita sebut saja namanya Jeng Moody (karena dia orangnya mut-mut an, bukan hobi ngemut lho ya :P ) mendadak deg-deg an. Pikiran buruk langsung menyergapnya. Jantungnya berdetak lebih cepat.
"Jangan...jangan...", begitu pikirnya.

Dengan tergesa, si Jeng Moody buru-buru menelpon nomor HP tetangganya, si Ibu Heboh yang mengirim SMS barusan. 
"Tak gendong, kemana-mana. Tak gendong, kemana-mana". Ring back tone Mbah Surip yang sekarang lagi terdengar di mana-mana itu, menderu-deru di telinga si jeng Moody. 

Semenit, dua menit berlalu. Sampai menjelang si Gendong berakhir, barulah terdengar suara Ibu Heboh.
"Jeng Mood, lagi otw back home ya?" tanyanya sumringah.
"Iya, ada apa bu? Ada masalah di rumah saya?" tanya Jeng Moody tak bisa menyembunyikan deg-deg annya.
Si ibu Heboh berdehem. Seolah ingin mengatakan kepada Jeng Moody bahwa apa yang akan diceritakannya adalah suatu cerita yang maha penting sehingga sudah sewajarnya Jeng Moody yang biasanya pikir-pikir panjang untuk menghabiskan pulsa, menelponnya dan mendengarkan ceritanya.

"Gini lho Jeng. Suami Jeng Moody kelihatannya sekarang lebih sering parkir mobil di luar pagar ya?" tanya Ibu Heboh.
Jeng Moody mengiyakan.
"Eh, hati-hati lho Jeng. Kayaknya semalem aku ngeliat ada orang mengendap-endap gitu ke dekat mobil jeng Moody. Terus jam 2 an gitu, aku denger anjing melolong-lolong dan kayaknya sih ngejar seseorang yang terus lompat ke pagar pembatas sama kampung", urai Ibu Heboh panjang lebar.

"Ooo", Jeng Moody bernafas lega. Tadinya dia berpikir bahwa ada sesuatu yang gawat terjadi di rumahnya.
"Ya kalau begitu nanti saya minta suami saya buat parkir mobil di carport deh bu. Demi keamanan ya" kata Jeng Moody.
"Iya lho Jeng. Jangan sampai kita kemalingan. Kalau rumah aku sih Insya Allah aman. Soalnya aku pakai gembok yang aku beli di luar negeri. Maling nggak mungkin bisa bongkar. Soalnya gembok aku tuh beda sama gembok yang ada di sini. Jadi aku tenanglah naruh sepeda lipat yang mahal itu di teras rumah" cerita si Ibu heboh panjang lebar tentang gemboknya.

Dan kini Jeng Moody pun sadar, bahwa pulsanya malam ini harus terbuang percuma demi cerita tentang sebuah gembok dari luar negeri. Huehehehee. 

No comments:

Post a Comment