Wednesday, June 10, 2009

Ada yang pesan gas dan taksi?

Siang itu, hujan turun dengan deras. Petir sambung menyambung. Mendadak, terdengar suara klakson mobil berkali-kali. Seolah bermaksud mengalahkan suara hujan.

Satu tetangga mengintip dari balik kaca jendela rumahnya. Tampak olehnya sebuah taksi biru parkir di depan rumah kosong itu, yang letaknya persis di seberang rumahnya.

Si sopir taksi masih terus membunyikan klakson mobilnya. Penasaran, si tetangga lain juga mengintip dari balik kaca jendela.

Si sopir taksi membunyikan klakson mobilnya lagi. Lebih panjang. Mungkin ia mulai kesal. Tapi tetap nggak ada seorang pun yang keluar dari rumah itu. 

Akhirnya si tetangga yang didorong oleh insting kegossipannya, keluar dari rumahnya. Menerobos hujan yang semakin deras, menghampiri si sopir taksi yang masih terus membunyikan klaksonnya.

Si tetangga mengetuk-ngetuk kaca jendela taksi. Si sopir sedikit membuka kaca jendelanya.
"Pak, cari siapa?" tanyanya dengan suara agak dikeraskan, berusaha ngalahin suara hujan.
Si sopir taksi menunjukkan secarik kertas kecil bertuliskan nama, alamat dan nomor telpon rumah pengorder taksi.
"Ini bu, saya dapet orderan taksi dari Bapak X. Alamat sama nomor telpon rumahnya ini. Betul kan bu?"

Si tetangga membaca alamat dan nomor telepon yang tertera.
"Iya pak. Betul. Ini memang alamat dan nomor telpon rumah bapak X. Bapak yakin ini betul-betul orderan taksi dari bapak X?" si tetangga balik  bertanya.
"Yakin bu. Saya terima orderan ini dari pool. Kenapa emangnya bu? Alamat dan nomor telponnya betul kan?" jawab si sopir taksi.
"Betul sih pak. Tapi rumah ini sudah 2 tahun kosong. Orangnya pindah ke luar kota" jawab si tetangga.
"Jadi yang tadi nelpok ke pool siapa dong bu?" tanya si sopir taksi mulai ketakutan.

Belum sempat si tetangga menjawab, tiba-tiba sebuah motor sambil membawa tabung gas, berhenti di dekat mereka.
"Maaf bu, numpang tanya. Ini rumah bapak X kan? Tadi dia pesan gas. Katanya gasnya habis. Minta diantar sekarang juga. Jadi saya terpaksa hujan-hujanan kayak gini" kata si tukang gas dengan agak menggigil kedinginan.

Sopir taksi dan tetangga saling berpandang-pandangan, bingung.

"Bapak yakin pak X pesan gas?" tanya si tetangga tak bisa menutupi keheranannya.
Si tukang gas mengganggukkan kepalanya.
"Yakin bu. Saya sendiri yang nerima telponnya. Katanya disuruh antar ke sini sekarang juga".
"Gini pak, rumah ini sudah 2 tahun kosong. Sama sekali nggak ada orangnya" jawab si tetangga.
"Jadi yang tadi pesan gas sama saya, siapa bu?" tanya si tukang gas bingung.
Si tetangga menjawab, "Wah nggak tau pak. Ini juga sopir taksi bilang dia dapet orderan taksi dari bapak X."

Jadi, siapa ya yang pesan gas dan taksi dari rumah dan nomor telepon bapak X?

No comments:

Post a Comment